Karakterisasi Bioetanol dari Kulit Buah Naga Merah Berdasarkan Variasi Kadar Yeast (Saccharomyces cerevisae) dan Waktu Fermentasi
Abstract
Red dragon fruit peel waste is a potential source for making bioethanol because it contains carbohydrates in the form of cellulose. The bioethanol production process involves several stages, including pretreatment, delignification, hydrolysis, fermentation and distillation. The aim of this research is to analyze variations in the amount of bread yeast (Saccharomyces cerevisae) on the amount of bioethanol produced. This research used variations in the amount of bread yeast (Yeast Saccharomyces cerevisiae) of 10%, 15%, and 20%, as well as fermentation times of 1 day (24 hours), 2 days (48 hours), and 3 days (72 hours). Qualitative testing of hydrolysis results is carried out through phytochemical tests using the Benedict and Molish tests, while quantitative testing of distillation results uses an alcohol meter to determine the level of bioethanol produced from the fermentation process. Qualitative test results showed positive results in the hydrolysis of red dragon fruit skin, indicated by color changes in the Benedict and Molish tests. Quantitative tests using an alcohol meter produced the highest bioethanol content of 6% from a bread yeast volume of 20% in day two fermentation. These results indicate that the optimum fermentation time is on the second day, where bioethanol production reaches its peak.
ABSTRAK
Limbah kulit buah naga merah merupakan salah satu sumber yang potensial untuk dijadikan bioetanol karena mengandung karbohidrat dalam bentuk selulosa. Proses pembuatan bioetanol melibatkan beberapa tahap, termasuk pretreatment, delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, dan destilasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi penambahan jumlah ragi roti (Yeast Saccharomyces cerevisae) terhadap jumlah bioetanol yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan variasi jumlah ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) sebanyak 10%, 15%, dan 20%, serta lama waktu fermentasi selama 1 hari (24 jam), 2 hari (48 jam), dan 3 hari (72 jam). Uji kualitatif hasil hidrolisis dilakukan melalui uji fitokimia menggunakan uji benedict dan molish, sementara uji kuantitatif hasil destilasi menggunakan alkohol meter untuk menentukan kadar bioetanol yang dihasilkan dari proses fermentasi. Hasil uji kualitatif menunjukkan adanya hasil yang positif dalam hidrolisis kulit buah naga merah, ditunjukkan oleh perubahan warna pada uji benedict dan molish. Uji kuantitatif menggunakan alkohol meter menghasilkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 6% dari volume ragi roti sebanyak 20%, dengan lama fermentasi 2 hari. Hasil ini menunjukkan bahwa waktu fermentasi optimum adalah pada hari kedua, di mana produksi biobioetanol mencapai puncaknya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abbas, Suharjono Triatmojo, dan Lies Mira Yusiati. 2012. Pengaruh Penambahan Limbah Kulit Pisang (Musa spp) terhadap Produksi Gas Metan dalam Fermentasi Matanogenik Kotoran Ternak. Buletin Peternakan. Vol. 36 (2),87-94.
Rahayu, Sri. 2014. Budidaya Buah Naga Cepat Panen. Infra Hijau.
Seftian, Deky, Ferdinand Antonius, dan M Faizal. 2012. Pembuatan Etanol Dari Kulit Pisang Menggunakan Metode Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 18. No. 1, hal. 10–16
Aryanta, I Wayan Redi. 2022. Manfaat Buah Naga Untuk Kesehatan. E-Jurnal Widya Kesehatan. Vol.4 No. 2. 8-13.
Astridwiyanti, AA., Bintang., Mahendra, A.N., Dewi, NW., S. 2019. Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 Secara In Vitro. Intisari Sains Media. Vol.10 (3). 482-486.
Kristanto, Daniel. 2014. Berkebuh Buah Naga. Penebar Swadaya.
Ari, Komang, Gunapria Darmapatni.2016. Program Studi, Magister Ilmu, dan Sekolah Pascasarjana, Pengembangan Metode Gc-Ms Untuk Penetapan Kadar Acetaminophen Pada Spesimen Rambut Manusia. Jurnal Biosains Pasca Sarjana. Vol. 18, No 3.
Waladi, W., Johan, V. S., & Hamzah, F. (2015). Pemanfaatan kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) Sebagai bahan tambahan dalam pembuatan es krim (Doctoral dissertation, Riau University)
Euis Hermiati, Djumali Mangunwidjaja, Titi Candra Sunarti, Ono Suparno, dan Bambang Prasetya. 2010. Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu Untuk Produksi Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian, 29(4).
Novia, Astriana Windarti, Rosmawati.2014. Pembuatan Bioetanol Dari Jerami Padi Dengan Metode Ozonolisis – Simultaneous Saccarification and Fermentation (SSF). Jurnal Teknik Kimia. Vol. 3(20), 38-48.
Adha Ilmi Nuraini dan Naniek Ratni JAR. 2022.Pengaruh Waktu dan Nutrien Pada Proses Fermentasi Sampah Organik Menjadi Bioetanol Dengan Metode SSF, Jurnal Envirous, Vol 1 (2).
DOI: http://dx.doi.org/10.24042/organisms.v4i1.22018
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Organisms: Journal of Biosciences
Indexed in
Organisms: Journal of Biosciences is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License |e-ISSN: 2808-4012