Golok Seuat sebagai Identitas Budaya Banten
Abstract
Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang tradisi kerajinan Golok Seuat sebagai satu bentuk identitas budaya Banten di Kabupaten Serang dengan menggunakan metode penelitian sejarah (heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi). Data diperoleh dari hasil wawancara dengan observasi lapangan di Desa Seuat Jaya. Hasilnya menunjukkan bahwa golok pada mulanya merupakan benda sakral yang hanya digunakan oleh raja di Kerajaan Pajajaran dan mulai digunakan oleh penduduk di masa Kesultanan Banten sebagai senjata untuk melawan Belanda. Pada abad ke-18, ketika perlawanan di Banten sangat endemis, Belanda melakukan penyitaan golok penduduk dan menangkap para pengrajinnya. Akibatnya para pembuat golok terpaksa menyingkir ke daerah pinggiran, antara lain di wilayah Sauat Jaya, untuk mempertahankan hidup dan melanjutkan tradisi pembuatan goloknya. Seiring perjalanan waktu Golok Seuat telah menjadi satu identitas budaya Banten, selain Golok Ciomas, yang mengandung fungsi praktis, simbolis, estetis, dan ekonomis. Dengan semua fungsi tersebut maka kerajinan ini dapat bertahan sebagai identitas budaya Banten di tengah arus berubahan zaman.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Guilot, C. Banten Sejarah Dan Peradaban Abad X – XVII. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2008.
Hamid, Abd Rahman. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Ombak, 2018.
Hamid, Abd Rahman, and M. Saleh Madjid. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2011.
de Houtman, Cornelis. De Eerste Schipvaart Der Nederlanders Naar Oost-Indië Onder Cornelis de Houtman 1595-1597. Martinus Nijhoff, 1925.
Hudaeri, Mohamad. Tasbih Dan Golok: Kedudukan, Peran, Dan Jaringan Kiyai Dan Jawara Di Banten. Serang: Biro Humas Setda Provinsi Banten, 2007.
Kartodirdjo, Sartono. Pemberontakan Petani Banten 1888: Kondisi, Jalan, Dan Kelanjutannya (Sebuah Studi Kasus Mengenai Gerakan Sosial Di Indonesia). Jakarta: Pustaka Jaya, 1984.
Kumbang, K. The Golok. Serang: Kepolisian Daerah Banten, n.d.
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2005.
Rismawidiawati, Wuri Handoko, Roni Tabroni, Abd. Rahman Hamid, and Muh. Subair. “Gawe Kuta Baluwarti Bata Kalawan Kawis Contribution of Local Knowledge to the Expansion of the Banten Sultanate on the Nusantara Spice Route.” Wacana 24, no. 3 (2023): 470–499.
Sasmita. Kujang, Bedog, Dan Topeng Dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda. Yayasan Pusat Studi Sunda, 2008.
Senjaya, A. Golok Dan Bukan Golok Menurut Pande Pengrajin Bandar Banten. Jakarta: Perpusnas Press, 2022.
Silahudi, Rafaliq, and Dimas Krisna Aditya. “Perancangan Destination Branding Desa Seuat Jaya Sebagai Desa Pengrajin Golok Sulangkar Di Kabupaten Serang-Banten.” eProceedings of Art & Design 6, no. 2 (2019).
Untoro, Heriyanti Ongkodharma. Kapitalisme Pribumi Awal: Kesultanan Banten 1522-1684. Depok: FIB UI & Komunitas Bambu., 2007.
Wilson, Ian Douglas. “The Politics of Inner Power: The Practice of Pencak Silat in West Java.” Murdoch University, 2002.
DOI: http://dx.doi.org/10.24042/00202361822900
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Amalia Dwi Sahara, Moh. Ali Fadillah, Rikza Fauzan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jawi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Published by Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. e-ISSN 2522-2530
Office: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia, KP. 34513. Website:http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/jawi, Email: [email protected]